Minggu, 04 Oktober 2015

Identifikasi dan Analisis Bisnis dan Risiko Perusahaan Lokal

PROFIL PERUSAHAAN
Jenis Usaha : Tempe Giling “MURNI” Pak Fauzan
Pemilik : Bapak Fauzan (30 tahun)
Lokasi : Desa Demangan Nglebeng, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
Usaha dimulai pada tahun 2008. Kegiatan produksi dilakukan oleh keluarga. Pak Fauzan mendapatkan keahlian membuat tempe dari tempat bekerja sebelumnya di kota pekalongan tempat kelahirannya selama 10 tahun. Kemudian dia memiliki inisiatif untuk mengembangkan sendiri keahliannya tersebut dengan membuka usaha pribadi di Yogyakarta.

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS BISNIS PERUSAHAAN
Usaha milik Bapak Fauzan ini merupakan jenis usaha pembuatan tempe “home industry” yang memproduksi tempe giling murni kedelai. Bahan baku yang digunakan adalah kedelai import kualitas 2 yang di suplai dari Ngabean sebanyak 1 ton dengan harga Rp 7.300,00 per kg untuk 11 hingga 12 hari produksi dengan sistem pembayaran, pesanan minggu ini dibayar pada saat memesanan untuk periode berikutnya. Dalam sehari Bapak Fauzan dapat memproduksi 90 kg hingga 100 kg kacang kedelai. Apabila tidak habis terjual tempe dibagikan kepada tetangga sekitar atau dimakan sendiri dan sebagai acuan produksi keesokan harinya.
Untuk bahan bakar perebusan kedelai Pak Fauzan menggunakan kayu bakar yang disuplai setiap 20 hari sekali dengan harga Rp. 450.000,00 per kubik.
Air bekas rebusan dan kulit kedelai yang telah diproses, dimanfaatkan dengan dijual kepada pengusaha sapi untuk campuran bahan pakan dengan harga seikhlasnya. Air bekas bilasan kedelai yang telah direbus dibuang ke sungai yang berada di sebelah rumah Bapak Fauzan.
Dalam pengemasan tempenya, Bapak Fauzan membeli plastik roll panjang yang kemudian di potong-potong sendiri dirumahnya, kemudian plastik tersebut dibawa ke tempat penyablonan untuk diberi logo yang telah di desain sendiri. Penyimpanan tempe agar padat dan siap dijual dilakukan sebagian didalam rumah dan sebagian didepan rumah dengan membuat rak di dinding yang terbuat dari bambu.
Bapak Fauzan memulai kegiatan produksinya pada pukul 10.00 pagi setelah menjual tempenya dari pukul 04.00 dini hari. Setelah selesai di sore hari biasanya ia membantu istri dan adiknya mengemas kedelai yang sudah diproses satu hari sebelumnya.
Bapak Fauzan menjual tempenya di Pasar Kranggan, ia tidak menjual produknya di kios pasar melainkan di pinggir jalan. Hal ini dikarenakan harga sewa kios yang mahal, untuk kios ukuran 1m x 2m harga sewanya 60 - 70 juta per tahun, sedangkan untuk kios dengan tempat yang strategis harga sewanya mencapai 100 juta per tahun. Saat ini juga, Pak Fauzan masih belum memiliki pikiran untuk mencari pasar baru.
Berikut adalah tahapan proses produksi tempe giling kedelai :
Kedelai direndam pada sore hari.
Pagi harinya kedelai direbus hingga matang kemudian digiling.
Setelah itu kedelai disaring dan dibuang kulitnya.
Kemudian kedelai direndam kembali selama satu malam.
Keesokan harinya kedelai dicuci bersih lalu direbus sampai matang.
Setelah itu kedelai ditiriskan dan didinginkan.
Kedelai diberi ragi  tempe dan diaduk hingga merata.
Kedelai dibungkus dengan berbagai ukuran.
Ditunggu selama dua hari satu malam hingga tempe padat.
Berikut adalah daftar ukuran dan jumlah tempe yang diproduksi:
HARGA
(rupiah)
1000
2000
2500
3000
5000
6000
JUMLAHPRODUKSI
(bungkus)
20
175
55
70
130
40
Jadi dilihat dari tabel tersebut Bapak Fauzan membuat beragam ukuran tempe. Ukuran satu dengan harga Rp. 1.000,00 per harinya hanya 20 bungkus dan itu diproduksi untuk pesanan khusus dari pelanggan. Ukuran dua dengan harga Rp. 2.000,00 perharinya diproduksi sebanyak 175 bungkus, ukuran dua ini paling banyak dibuat karena kebanyakan rumah tangga membeli tempe ukuran ini. Ukuran tiga dengan harga Rp. 2.500,00 perharinya diproduksi sebanyak 55 bungkus. Ukuran empat dengan harga Rp. 3.000,00 perharinya diproduksi sebanyak 70 bungkus. Ukuran lima dengan harga Rp. 5.000,00 perharinya diproduksi sebanyak 130 dan enam dengan harga Rp. 6.000,00 diproduksi sebanyak 40 buah, kedua jenis ukuran ini banyak diminati oleh warung makan dan tukang gorengan.  

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO PERUSAHAAN
Risiko Murni (Pure Risk)
Merupakan ketidakpastian terjadinya suatu kerugian atau dengan kata lain hanya ada suatu peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan. Risiko murni merupakan risiko yang bilamana terjadi akan memberikan kerugian, tetapi apabila tidak terjadi maka tidak menimbulkan kerugian maupun keuntungan. Risiko murni yang dihadapi oleh Pak Fauzan adalah risiko pekerjanya.
Risiko Spekulatif (Speculative Risk)
Merupakan risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang mengalami kerugian financial atau memperoleh keuntungan. Risiko ini mengakibatkan tiga macam, yaitu: rugi, untung, atau break event. Kemungkinan rugi itu ada, tetapi di samping itu juga terdapat kemungkinan untung.
Risiko Ekonomi
Peningkatan nilai tukar rupiah terhadap dollar berpengaruh sekali terhadap usaha tempe yang dijalani oleh Pak Fauzan, karena semua kedelai yang digunakan merupakan kedelai import..
Risiko Operasional
Dari sektor operasional, Pak Fauzan memiliki berbagai risiko diantaranya pada proses produksi Pak fauzan tidak menggunakan alat standard untuk bekerja. Selain itu risiko yang dihadapi adalah alat yang digunakan oleh Pak Fauzan hanya satu. Dan juga apabila ada masalah yang dialami supplier biji kedelai akan menghambat proses produksi karena tidak memiliki persediaan bahan baku. Lalu ketika kendaraan operasional (motor) rusak sehingga tidak bisa dipakai untuk membawa produk jualannya ke pasar.
Risiko Fisik
Risiko fisik yang timbul berasal dari hewan seperti Tikus dan ayam yang sering memakan tempe yang sedang disimpan.
Risiko Internal
Bapak Fauzan tidak pernah melakukan pencatatan anggaran, ia hanya berfokus pada bahan baku kedelainya.
Risiko Eksternal
Risiko eksternal yang berpotensi timbul seperti dulu ia pernah memasarkan tempenya ke warung-warung makan dengan sistem hutang dan ada warung yang tidak membayar.

STRATEGI PERUSAHAAN DALAM MENGELOLA RISIKO
Risiko Murni (Pure Risk)
Tindakan yang dilakukan oleh Pak Fauzan dalam menjaga kondisi kesehatannya adalah dengan berdoa agar selalu diberi kesehatan.
Risiko Spekulatif
Risiko Ekonomi
Strategi yang digunakan Bapak Fauzan saat harga kedelai naik adalah dengan mengurangi setiap ukuran porsi kedelai. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kerugian walaupun keuntungan juga tetap menurun.
Risiko Operasional
Bapak Fauzan melakukan perawatan pada alat penggilingan dengan cara membersihkannya setelah selesai digunakan. Lalu ketika kendaraan yang biasanya digunakan oleh Pak Fauzan untuk memasarkan tempe bermasalah, ia menggunakan kendaraan lainnya sebagai cadangan.
Risiko Fisik
Membersihkan lingkungan sekitar tempat produksi yang sekaligus rumahnya. Pada saat musim hujan pak fauzan menbahkan takaran ragi tempe agar cepat kering dan pada saat musim kemarau ia menggunakan terpal untuk menutupi tempe yang sedang dijemur agar tidak terkena sinar matahari secara langsung.

PENDAPAT KELOMPOK
Pak Fauzan selalu melakukan perawatan pada peralatan produksinya dan memberi tutup pada tempat penyimpanan agar tidak dimakan tikus dan menjaga kebersihan produknya.
Membuat mini documentation berupa dokumentasi singkat yang memuat penyebab kegagalan, sehingga dapat menjadi pelajaran bagi proses produksi selanjutnya.
Beralih ke tambahan bahan baku substitusi lain  jika dirasa kenaikan harga kedelai import sudah dirasa merugikan dan tidak ada keuntungan sama sekali, maka dapat mencoba kedelai lokal yang memiliki kualitas yang tidak jauh berbeda dengan kedelai impor, namun dengan harga yang lebih murah.
Beberapa strategi yang dilakukan seperti mengurangi jumlah takaran per bungkus sudah benar, karena lebih baik mengubah kapasitas per bungkus dibandingkan mengubah harga jual tempe di pasaran.
Pada saat proses produksi sebaiknya pak Fauzan mengguakan peralatan standard produksi untuk meminimalisir resiko kecelakaan yang dapat timbul padanya dan juga untuk menjaga kebersihan produknya.
Untuk mencegah tikus yang sering memakan tempenya pak pak Fauzan dapat menutup tempat penyimpanan tempenya dengan kawat jaring agar tikus tidak dapat masuk dan udara tetap normal.
Pak Fauzan sebaiknya mulai berlatih untuk tidak malu lagi dalam memasarkan produknya ke restoran-restoran agar dapat meningkatkan omzet dan tidak hanya mengandalkan satu pasar saja.
Untuk sisa tempe yang tidak terjual sebaiknya pak Fauzan mengolah tempenya lagi menjadi makanan siap santap dan dapat dijual kembali seperti keripik, gorengan dan lain sebagainya daripada hanya dibagikan kepada para tetangga sekitar.


Untuk masalah pembukuan sebaiknya pak fauzan membuat pembukuan sederhana saja mengenai produksinya, seperti pencatatan bahan baku, penggunaaan bahan baku, modal produksi, dan hasil penjualan agar hasil dari usahanya lebih jelas seperti laba penjualannya.

0 komentar:

Posting Komentar